Saterdag 30 November 2013

Nasehat Hati

Jika air mata memang bisa bisa tepiskan duka
maka menangislah
Jika kata-kata bisa menghapus luka
Maka bicaralah
Jika malam hening memang bisa mengusir gundah
Maka tahajudlah
Jika memang ternyata tak ada yang bisa mendiamkan gelisah jiwa
Maka berdo'alah


Dinsdag 26 November 2013

Model Pembelajaran Dick And Carey



MODEL PEMBELAJARAN DICK AND CAREY

Dick, Carey, dan Carey (2001) memandang desain pembelajaran sebagai sebuah sistem dan menganggap pembelajaran adalah proses yang sitematis. Komponen model Dick, Carey, dan Carey meliputi; pembelajar, pebelajar, materi, dan lingkungan. Bila melihat komponen bekerja dengan memuaskan atau tidak maka perlu mengembangkan format evaluasi. Jika dari hasil evaluasi menunjukkan unjuk kerja pebelajar tidak memuaskan maka komponen tersebut direvisi untuk mencapai kriteria efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Berikut dijelaskan tahapan pengembangan sistem pembelajaran Dick, Carey, and Carey:
1. Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan,
Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah langkah pertama yang dilakukan untuk menentukan apa yang anda inginkan setelah warga belajar melaksanakan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh dari serangkaian tujuan pembelajaran yang ditemukan dari analisis kebutuhan, dari kesulitan-kesulitan warga belajar dalam praktek pembelajaran, dari analisis yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerja dalam bidang, atau beberapa keperluan untuk pembelajaran yang aktual.
2. Melakukan analisis Pembelajaran,
Setelah mengidentifikasi tujuan-tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Langkah terakhir dalam proses analisis tujuan pembelajaran adalah menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang disebut sebagai entry behavior (perilaku awal/masukan) yang diperlukan oleh warga belajar untuk memulai pembelajaran.
3. Menganalisis warga belajar dan lingkungannya,
Analisis pararel terhadap warga belajar dan konteks dimana mereka belajar, dan konteks apa tempat mereka menggunakan hasil pembelajaran. Keterampilan-keterampilan warga belajar yang ada saat ini, yang lebih disukai, dan sikap-sikap ditentukan berdasarkan karakteristik atau setting pembelajaran dan setting lingkungan tempat keterampilan diterapkan. Langkah ini adalah langkah awal yang penting dalam strategi pembelajaran.
4. Merumuskan tujuan khusus,
Menuliskan tujuan unjuk kerja (tujuan pembelajaran). Berdasarkan analisis tujuan pembelajaran dan pernyataan tentang perilaku awal, catatlah pernyataan khusus tentang apa yang dapat dilakukan oleh warga belajar setelah mereka menerima pembelajaran. Pernyataan-pernyataan tersebut diperoleh dari analisis pembelajaran. Analisis pembelajaran dimaksudkan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang dipelajari, kondisi pencapaian unjuk kerja, dan kriteria pencapaian unjuk kerja.
5. Mengembangkan instrumen penilaian,
Berdasarkan tujuan pembelajaran yang tertulis, kembangkan produk evaluasi untuk mengukur kemampuan warga belajar melakukan tujuan pembelajaran. Penekanan utama berada pada hubungan perilaku yang tergambar dalam tujuan pembelajaran dengan untuk apa melakukan penilaian.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran,
Strategi pembelajaran meliputi; kegiatan prapembelajaran (pre-activity), penyajian informasi, praktek dan umpan balik (practice and feedback, pengetesan (testing), dan mengikuti kegiatan selanjutnya. Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil penelitian, karakteristik media pembelajaran yang digunakan, bahan pembelajaran, dan karakteristik warga belajar yang menerima pembelajaran. Prinsip-prinsip inilah yang digunakan untuk memilih materi strategi pembelajaran yang interaktif.
7. Mengembangkan materi pembelajaran,
Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, produk pengembangan ini meliputi petunjuk untuk warga belajar, materi pembelajaran, dan soal-soal. Materi pembelajaran meliputi : petunjuk untuk tutor, modul untuk warga belajar, transparansi OHP, videotapes, format multimedia, dan web untuk pembelajaran jarak jauh. Pengembangan materi pembelajaran tergantung kepada tipe pembelajaran, materi yang relevan, dan sumber belajar yang ada disekitar perancang.
8. Merancang & Mengembangkan Eva Formatif,
Dalam merancang dan mengembangkan evaluasi formative yang dihasilkan adalah instrumen atau angket penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data. Data-data yang diperoleh tersebut sebagai pertimbangan dalam merevisi pengembangan pembelajaran ataupun produk bahan ajar. Ada tiga tipe evaluasi formatif : uji perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil (small group) dan uji lapangan (field evaluation).
9. Merevisi Pembelajaran,
Data yang diperoleh dari evaluasi formative dikumpulkan dan diinterpretasikan untuk memecahkan kesulitan yang dihadapi warga belajar dalam mencapai tujuan. Bukan hanya untuk ini, singkatnya hasil evaluasi ini digunakan untuk merevisi pembelajaran agar lebih efektif.
10. Mengembangkan evaluasi sumatif.
Di antara kesepuluh tahapan desain pembelajaran di atas, tahapan ke-10 (sepuluh) tidak dijalankan. Evaluasi sumative ini berada diluar sistem pembelajaran model Dick & Carey, (2001) sehingga dalam pengembangan ini tidak digunakan.

Vrydag 01 November 2013

Model Desain Sistem Pembelajaran Banathy


MODEL DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN BANATHY

A.      Model Banathy
Model Banathy digunakan oleh pembelajar baik setelah dikembangkan atau langsung diadaptasi. Model ini akan dapat optimal jika ada pengawasan atau pemantauan yang berkualitas.
Terdapar enam langkah dalam pemngembangan model Banathy, sebagai berikut :
1.      Menganalisis dan merumuskan tujuan, baik tujuan penegmbangan  sistem maupun tujuan spesifik. Tujuan merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai oleh siswa.
2.      Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Item tes dalam tahap ini dirumuskan untuk menilai perumusan tujuan. Sehingga dapat meyakinkan kita bahwa setiap tujuan ada alat unruk menilai keberhasilan.
3.      Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, dalam kegiatan ini, kemampuan awal pebelajar harus dianalisis sehingga dapat menunjukkan tingkah laku yang telah dirumuskan.
4.      Merancang sistem, yaitu kegiat n menganalisis sistem, menganalisis komponen sistem, mendistribusikan dan mengatur jadwal.
5.      Mengimplementasikan dan melakukan kontrol kualitas sistem, yakni melatih sekaligus menilai efektifitas sistem, melakukan penempatan dan melaksanakan evaluasi.
6.      Mengadakan perbaikan dan perubahan berdasarkan hasil evaluasi.
B.  Kelebihan Model Banathy
a. Menganalisis dan merumuskan tujuan dengan baik, baik tujuan umum maupun tujuan khusus yang lebih spesifik, yang merupakan sasaran dan arah yang harus dicapai peserta didik.
b. Mengembangkan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai Hal ini dilakukan agar setiap tujuan yang dirumuskan tersedia alat untuk menilai keberhasilannya.
c. Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar, yakni merumuskan apa yang harus dipelajari (kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar).
C.  Kekurangan Model Banathy
a.       Sedikit langkah sehingga di khawatirkan akan tidak effesien.
b.      Model cenderung lebih fokus pada materi yang belum dikuasai oleh anak didik sehingga mengabaikan materi yang sudah di pelajari yang bisa lupa apabila tidak pernah di kaji ulang